Perjalanan hidup seseorang itu bagaikan perjalanan panjang dari kota A ke kota Z.
Di sepanjang perjalanan itu, kita bertemu banyak orang. Kita berjalan bersamaan dengan banyak orang.
Kita menemukan banyak persimpangan, banyak turunan, banyak tanjakan, dan banyak lubang di sepanjang jalan.
Ketika beranjak dari kota A ke kota B, kita bertemu beberapa orang, yang menemani perjalanan kita. Membantu kita ketika kita butuh bantuan, memberi semangat untuk kita terus melangkah. Namun di tengah jalan, kita bertemu persimpangan. Beberapa harus belok kiri, beberapa harus belok kanan melanjutkan perjalanan mereka, dan kita, tujuan kita lurus terus.
Kita diperhadapkan dengan perpisahan. Mereka harus mencapai tujuannya dan kita harus mencapai tujuan kita. Dan sayangnya, tujuan kita dan mereka berbeda. Dan perpisahan tidak dapat dihindari. Kemudian kita belajar untuk merelakan, dan tetap melangkah.
Lalu ketika sampai di kota C, kita bertemu lagi dengan beberapa orang lain, yang sama-sama berjalan dengan kita, dan lagi, membantu kita di sepanjang perjalanan. Dan lagi, perpisahan terulang. Mereka harus menempuh perjalanan yang berbeda dengan kita. Semua mengarah kepada tujuannya masing-masing.
Terus melangkah, itu pilihan yang tersisa.
Kemudian saya belajar, dalam hidup, kita akan terus dipertemukan dengan berbagai orang, yang pada satu waktu, sangat sangat sangat berjasa dalam hidup kita. Dan di lain waktu, mereka punya perjalanannya sendiri, dan perpisahan pun harus terjadi, entah terjadi disengaja, ataupun terjadi secara alamiah. 
Bersyukurlah, karena dalam satu waktu di perjalanan kehidupan kita, kita pernah dipertemukan dengan setiap mereka. :)

My best Friend: Dicky Maulana
 
Setiap perjalanan selalu ada awal dan akhir. Semua manusia mengawalinya dengan tangisan seorang bayi. Makhluk yang lucu dan tidak tahu apapun. Dari tidak bisa berjalan menjadi  bisa berjalan. Dari tidak tahu menjadi tahu. Dari murni menjadi terkotori. Dari lapar menjadi kenyang.
Berhentikah kehidupan sampai sini ? Ternyata tidak. Sebuah pepatah tua mengatakan “Hidup itu seperti roda yang berputar”. Ada benarnya ungkapan tersebut. Cobalah lihat perjalanan hidup kita masing-masing.  Kemarin mungkin ada yang merasakan penderitaan dalam hidup dan saat ini merasakan kebahagiaan. Mungkin kemarin ada yang merasakan sepinya hidup tanpa kekasih dan saat ini hidup telah menjadi indah dengan datangnya sang kekasih.
Sebaliknya, bagi yang kemarin merasakan kebahagiaan dalam hidup karena lahirnya seorang bayi. Saat ini, mereka sedang bersedih karena bayi yang lahir ternyata menderita hydrocephalus. Keindahan bersama sang kekasih telah lenyap karena si-doi telah ‘jadian’ dengan kekasih yang lain. Oh, ternyata kehidupan seperti itu..
T.S. Elliot pernah menulis dengan polos dalam Little Gidding, “Akhir dari semua perjalanan manusia adalah tiba di tempat di mana ia memulainya. Kemudian mengenali tempat tersebut untuk pertama kalinya”. Ungkapan ini mirip dengan pepatah “Hidup seperti roda”. Dan ternyata setelah melalui semua itu, saya sendiri kaget “ Oh, ternyata hidup seperti itu ya..”.
Semua orang di tingkat perjalanan awal akan mempunyai jalan yang berbeda-beda. Dan itulah indahnya perjalanan hidup. Semua orang akan berbeda. Dan tibalah pada akhir perjalanan, bersiaplah untuk terkejut karena akhir perjalanan itu secara makna akan sama dengan awal perjalanan.
Apakah hidup sudah selesai ketika mencapai akhir perjalanan ? Tidak..  Perjalanan akan terus berulang dari awal-akhir-awal. Sama seperti matahari yang terbit di pagi hari, tenggelam di malam hari dan terbit kembali di pagi yang berikutnya. Sama seperti manusia yang tiada pada awalnya lalu lahir menjadi bayi, remaja, dewasa, tua, dan kembali menjadi tiada.
Tulisan ini menandakan sebuah perjalanan yang akan dimulai di awal yang baru.

Jangan Pernah Menerah
                                                                                                                                Fajar Kukuh DB